Publikasi Internasional IEEE Xplore
Asean Free Trade Area (AFTA) merupakan sebuah regulasi perubahan pereknomian yang terjadi di berbagai negara seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia.
Pertanyaannya apakah Indonesia yang memiliki sumber daya manusia dan sumber daya alam terbesar di Asia Tenggara ini mampukah untuk menghadapi regulasi AFTA ini?
Jawabannya tentunya tidak hanya pekerjaan rumah bagi pemerintah. Tetapi semua lini masyarakat harus siap dan menyadari perubahan-perubahan tersebut, tidak terkecuali para pendidik di Indonesia. Salah satunya, para pimpinan perguruan tinggi yang memiliki peran langsung dalam menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi baik. Melihat hal ini, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Akademi Bina Sarana Informatika (BSI) bekerjasama dengan Asosiasi Perguruan Tinggi Ilmu Komputer (APTIKOM) menyelenggarakan seminar nasional yang bertemakan "Peluang dan Tantangan Indonesia Dalam Menyikapi ASEAN Free Trade Area (AFTA), di Aula Kampus BSI Kalimalang, pada tanggal 23 Mei 2015.
Pada kegiatan tersebut, saya yang hadir sebagai peserta mendapatkan informasi dari para praktisi maupun akademi yang telah mumpuni di bidangnya mengenai dampak baik dan buruknya bagi Indonesia. Saya pun lebih memahami mengenai regulasi tersebut, sehingga sejak saat ini saya dapat menyiapkan sikap untuk menghadapi dampak dari AFTA tersebut, tentunya pada bidang pendidikan terutama pada pendidikan tinggi.
