Media
sosial telah menjadi kekuatan baru dalam pembentukan ranah publik dewasa ini.
Dibandingkan media konvensional, media sosial memiliki potensi yang lebih besar
dalam produksi dan persebaran informasi secara lebih egaliter. Dengan kemampuan
demikian, media sosial tentunya dapat berperan dalam penguatan demokratisasi
dengan mengemansipasi publik untuk mengakses ranah publik. Melalui analisis
terhadap ranah publik yang terbentuk, kita dapat melihat dengan jernih relasi
antara media sosial dengan demokratisasi.
Melihat
peluang tersebut perpustakaan Majelis Perwakilan Rakyat Republika Indonesia
(MPR RI) menyelenggarakan bedah buku bersama wakil rakyat yang bertemakan “The
Art of Social media dan Karakteristiik Media E-Demokrasi di Indonesia pada
tanggal 29 April 2016 di Ruang Pertemuan Perpustakaan MPR RI.
Pada
acara ini panitia menghadirkan Sekretaris Jendral Ma’aruf Cahyono, SH, MH
beserta Tantowi Yahya, Anggota Komisi I DPR RI. Kedua nya berdiskusi dengan
para bloger, akademisi maupun penggiat media sosial, salah satunya saya turut
hadir pada acara tersebut.
Pada acara
ini, saya yang hadir sebagai peserta mendapatkan informasi mengenai
pemanfaatkan media sosial bagi kegiatan-kegiatan kerja para anggota DPR maupun
MPR RI kepada masyarakat. Dimana sebagian besar, masyarakat Indonesia telah
memanfaatkan media sosial sebagai sumber alternatif memperoleh informasi.